@article{Tajuddin_Arfiani_Erniawati_Indra Wini_2023, title={PEMANFAATAN GeoDa DALAM PEMETAAN STUNTING DI KABUPATEN BULUKUMBA}, volume={4}, url={https://jurnal.fkunisa.ac.id/index.php/MA/article/view/105}, DOI={10.31970/ma.v4i3.105}, abstractNote={<p align="justify">Salah satu permasalahan gizi yang dihadapi dunia saat ini adalah anak pendek (<em>stunting</em>). <em>Stunting</em> adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Masalah anak pendek merupakan Kasus stunting &nbsp;di mana merupakan kasus multidimensi yang tidak hanya terjadi pada anak dari keluarga miskin, tetapi juga pada keluarga yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraannya. Stunting dipengaruhi oleh faktor secara langsung dan secara tidak langsung. Berbagai program pemerintah terkait pencegahan stunting telah diselenggarakan, namun belum efektif dan belum terjadi penurunan dalam skala yang memadai. Sehigga perlu di lakukan pengendalian penyakit pemetaan penyakit dapat membantu dalam penanggulangan penyakit melalui deteksi dini lokasi-lokasi yang beresiko tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran penderita stunting di Kabupaten Bulukumba memalui GeoDa. Data merupakan data sekunder yang diperoleh&nbsp; dari&nbsp; laporan&nbsp; kasus&nbsp; stunting&nbsp; di&nbsp; Dinas&nbsp; Kesehatan&nbsp; Kabupaten&nbsp; Bulukumba serta metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (Interview). Analisa spasial empirical bayes (<em>empirical bayesian smoothing rates</em>) yang dikembangkan oleh <em>Clayton dan Kaldor</em> (1987) dalam <em>software Geoda</em> program version 1.6.7 dilakukan untuk mengidentifikasi sebaran kasus karena kasus stunting tidak sepenuhnya mewakili jika terjadi pada populasi lebih&nbsp; besar&nbsp; namun&nbsp; tidak&nbsp; padat&nbsp; penduduk&nbsp; karena&nbsp; wilayah&nbsp; yang&nbsp; lebih&nbsp; luas. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bulukumba. Populasi adalah anak berusia 24-59 bulan di Kabupaten&nbsp; Bulukumba.&nbsp; Hasil&nbsp; Sebaran kasus stunting tertinggi di Kecamatan Gantarang dengan kasus 745 (40.69%). Sedangkan sebaran kasus terendah terdapat pada Kecamatan Ujung Bulu dengan 41 (2.24%) dengan wilayah kerja Puskesmas yaitu Puskesmas Caile dengan 41 kasus stunting. Hal ini masih menunjukkan bahwa ada keterkaitan sebaran stunting dengan wilayah tempat tinggal&nbsp; secara geografis.</p&gt;}, number={3}, journal={Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan}, author={Tajuddin, Jusni and Arfiani and Erniawati and Indra Wini, Sulfa}, year={2023}, month={Jan.}, pages={126-133} }