HUBUNGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarus Kabupaten Kupang Tahun 2025)
Abstract
ABSTRAK
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Tingginya angka kejadian diare pada balita sangat dipengaruhi oleh rendahnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam keluarga. Beberapa indikator PHBS yang erat kaitannya dengan diare antara lain pemberian ASI eksklusif, penggunaan air bersih, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, dan penggunaan jamban sehat ¹ . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan PHBS keluarga dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tarus, Kabupaten Kupang, tahun 2025. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain case control (kasus kontrol). Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 1–5 tahun yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Tarus. Sampel berjumlah 132 responden yang terdiri dari 66 balita sebagai kelompok kasus (menderita diare) dan 66 balita sebagai kelompok kontrol (tidak menderita diare), dipilih menggunakan teknik simple random sampling dan matching berdasarkan usia dan jenis kelamin. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dan lembar observasi, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara keempat indikator PHBS yang diteliti dengan kejadian diare pada balita. Pemberian ASI eksklusif memiliki nilai signifikansi p=0,001, penggunaan air bersih p=0,000, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun p=0,002, dan penggunaan jamban sehat p=0,003. Keempat variabel tersebut memiliki nilai odds ratio (OR) >1 yang menunjukkan adanya peningkatan risiko diare jika tidak menerapkan PHBS. Terdapat hubungan yang bermakna antara penerapan PHBS keluarga dengan kejadian diare pada balita. Rendahnya penerapan indikator PHBS seperti tidak memberikan ASI eksklusif, menggunakan air tidak bersih, tidak mencuci tangan dengan sabun, dan tidak memiliki jamban sehat meningkatkan risiko diare pada balita. Diperlukan intervensi promosi kesehatan yang intensif dan berkelanjutan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas, terutama dalam penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan praktik PHBS.
ABSTRACT
Diarrhea is one of the leading causes of death among children under five, especially in developing countries such as Indonesia. The high incidence of diarrhea is strongly influenced by poor implementation of Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) within families. Key PHBS indicators closely associated with diarrhea include exclusive breastfeeding, clean water usage, proper handwashing practices, and sanitary latrine availability ¹. This study aimed to analyze the relationship between family PHBS practices and the incidence of diarrhea among toddlers in the working area of Tarus Public Health Center (Puskesmas Tarus), Kupang Regency, in 2025. A quantitative research approach with a case-control design was used. The population comprised toddlers aged 1–5 years registered at Puskesmas Tarus. A total of 132 respondents were selected, including 66 toddlers with diarrhea (case group) and 66 without diarrhea (control group), using simple random sampling and individual matching based on age and sex. Data were collected through structured questionnaires and observation sheets. The analysis was conducted using the Chi-Square test with a 95% confidence level. The findings showed a significant relationship between all four PHBS indicators and diarrhea incidence in toddlers. Exclusive breastfeeding (p=0.001), clean water usage (p=0.000), handwashing with soap (p=0.002), and the use of sanitary latrines (p=0.003) were all statistically associated with reduced diarrhea risk. The odds ratio (OR) for each indicator exceeded 1, indicating increased risk in the absence of proper PHBS practices. There is a statistically significant relationship between family PHBS implementation and the occurrence of diarrhea among toddlers. Poor PHBS practices—such as not exclusively breastfeeding, using contaminated water, not washing hands properly, and lacking sanitary latrines—substantially increase the risk of diarrhea. Strengthening community-based health promotion and PHBS education through local health centers is essential to prevent and reduce diarrhea among children.
Downloads
References
Saputri, N. (2019). Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Bernung. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 10(1), 101-110.
SAPUTRO, K. A. (2012). Asuhan Keperawatan Pada An. F Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Diare Cair Akut Di Bangsal Edelweiss Rsud Pandan Arang Boyolali (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Bermuatan Nilai Karakter Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menanggulangi Penyakit Diare. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(7), 883-888.
Nurhajati, N. (2015). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat Desa Samir dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Publiciana, 8(1), 107-126.
Mawan, A. R., Indriwati, S. E., & Suhadi, S. (2017). Pengembangan Video Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Bermuatan Nilai Karakter Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Dalam Menanggulangi Penyakit Diare. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(7), 883-888.
Lumongga, N., & Syahrial, E. (2013). Pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang PHBS di Sekolah Dasar Negeri 065014 Kelurahan Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2013. Kebijakan, Promosi Kesehatan dan Biostatistika, 2(1), 14398.
Puskesmas Tarus. (2021). Profil Kesehatan Puskesmas Tarus Tahun 2021 (Laporan Bulanan Sumber Air Bersih Berdasarkan Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Tarus) (Puskesmas Tarus (ed.)).
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kkualitatif dan R dan D. Alfabeta. Bandung.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan.
Nufus, O.K. (2022) Pengaruh Pemberian ASI Ekslusif Terhadap Kejadian Diare pada Balita Usia 6 Bulan-3 Tahun (Studi Observasi pada Pasien Anak Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang) Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang11. Ariyanti F, Arofi SP. Studi Mutu (ServQual) dan Kepuasan Pasien Berdasarkan Akreditasi Puskesmas. J Ilmu Kesehat Masy. 2021;10(03):180-190. doi:10.33221/jikm.v10i03.509
Ningsih, A. N. (2017). Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian Diare pada Bayi di Puskesmas Umbulharjo 1 Kota Yogyakarta Tahun 2016. Skripsi: Politeknik Kesehatan Yogyakarta.
Siregar, Y. H. (2021). Hubungan Sanitasi Lingkungan Terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belongkut. Skripsi: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Adib, M., Putri, E.T., Saputri, N.A.S., Wahid, S.M., & Sutriyawan, A. (2023). Pengaruh Riwayat ASI Ekslusif dan Cuci Tangan Pakai Sabun Terhadap Kejadian Diare pada Bayi. Jurnal Manjemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo 9(1) 48-57.
Salsabila, G. (2023). Faktor Risiko Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2022. Skripsi: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
Copyright (c) 2025 Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with Medika Alkhairaat : Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan agree to the following terms:
1. Authors retain copyright and grant Journal Medika Alkhairaat right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/) that allows others to remix, adapt, build upon the work non-commercially with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in Journal Medika Alkhairaat.
2. Authors are permitted to copy and redistribute the journal’s published version of the work non-commercially (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in Journal Medika Alkhairaat.